Takdir ditentukan oleh Allah sebelum manusia dilahirkan

Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad dari ‘Ubaidullah bin dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, ‘Ya Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ‘ Maka apabila Allah berkehendak menetapkan ciptaan-, Malaikat itu bertanya, ‘Apakah laki-laki atau , celaka atau bahagia, bagaimana dengan dan ajalnya? ‘ Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada ibunya.”

Tidak mendoakan orang Musyrik walaupun Kerabat

Diriwayatkan dari Al-Musayyab bin Hazn ra. : pada saat-saat terakhir kematian Abu Thalib, Rasulullah Saw pergi mengunjunginya dan menemukan Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, disampingnya. Rasulullah Saw bersabda, “wahai paman, katakanlah : Laa Ilaaha Illallaah, kalimat yang akan membuatku bersaksi untuk anda di hadapan Allah”. Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata, “wahai Abu Thalib! Apakah engkau akan mencela agama Abdul Muthalib?” Rasulullah Saw berulang kali mengucapkannya sementara mereka (Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah) terus menerus mengulang pernyataan mereka hingga Abu Thalib mengucapkan pernyataan terakhirnya bahwa ia masih memegang agama Abdul Muthalib dan menolak mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “aku akan memohonkan ampunan Allah untuk anda selama aku tidak dilarang melakukannya”. Maka Allah menurunkan ayat yang berkaitan dengannya. Ayat yang dimaksud ; tiadalah pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman bahwa mereka memintakan ampunan bagi orang yang musyrik sekalipun mereka kaum kerabat, setelah nyata kepadanya bahwa mereka adalah penghuni neraka (QS At Taubah [9]: 113)

Reformasi 1998 Didalangi dan Didanai Asing

Reformasi 1998 Didalangi dan Didanai Asing

Reformasi Mei 1998 menumbangkan Presiden Soeharto ternyata didalangi dan dibiayai pemerintah Amerika Serikat. Siapa tokoh yang menerima dollar itu seperti yang sudah disebut koran The New York Times?

Dosa apa yang telah kita perbuat sehingga Yang Maha Kuasa menjadikan bangsa ini seakan terkutuk? Coba lihat apa yang terjadi setiap hari: tawuran massal di mana-mana, terutama antara polisi atau aparat pemerintah dengan rakyat, atau kelompok rakyat dengan rakyat.


Korban Narkoba meluas, penyakit menular AIDS kian tak terkendali. Penyakit yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual bebas itu kini sudah memakan korban sampai ke desa-desa. Dan kita seakan kehilangan akal untuk mengatasinya. Dulu kita pikir penyakit itu cuma berkecamuk di Thailand, negeri tetangga dengan pelacuran yang tersebar luas. Kini dalam soal pelacuran Indonesia lebih hebat dari Thailand. Wajar wabah AIDS pun berkecamuk.

Dan yang paling mengerikan adalah wabah korupsi. Pengamat Indonesia dari Northwestern University (Amerika Serikat), Jeffrey A. Winters menyebutkan bahwa demokrasi berjalan dengan amat maju di Indonesia. Indonesia adalah negeri paling demokratis di Asia Tenggara. Tapi menurut Winters kemajuan demokrasi itu tak disertai dengan tegaknya hukum. Akibatnya korupsi merajalela dan menyebarkan rasa ketidak-adilan yang meluas di kalangan rakyat.

Tiga belas tahun lalu, ketika tokoh Muhammadiyah Amin Rais atau pengacara Adnan Buyung Nasution meneriakkan yargon reformasi di bulan Mei 1998, menuntut turunnya Presiden Soeharto, yang mereka maki-maki adalah wabah korupsi yang meluas. Waktu itu sangat populer yargon KKN (Korupsi Kolusi dan Nespotisme).


Semua para tokoh reformasi berteriak-teriak sampai suaranya parau, bahwa mereka adalah orang yang paling anti-KKN alias korupsi, kolusi, dan nespotisme. Amin Rais, Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, Goenawan Mohammad, Faisal Basri, Hatta Rajasa, dan yang lain-lain menjadikan Presiden Soeharto sebagai simbol KKN dan mereka para pemimpin reformasi adalah tokoh anti-KKN.

Maka Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden, 21 Mei 1998, tepat 13 tahun lampau. Indonesia pun memasuki era baru yaitu zaman reformasi. Tapi apa yang terjadi? Ternyata korupsi-kolusi-dan nepotisme (KKN) yang jadi yargon reformasi 1998, sedikit pun tak berkurang, malah tambah merebak dan meluas ke daerah-daerah.


Tampaknya reformasi ini memang sudah salah sejak awal. Betapa tidak? Bukti-bukti menunjukkan reformasi 1998 itu bukan inisiatif dan upaya kita sendiri melainkan hasil dari campur tangan asing. Reformasi 1998 itu didalangi dan dibiayai pihak asing dengan 26 juta Dollar Amerika Serikat atau dengan kurs sekarang Rp 200 milyar lebih. Sebuah jumlah yang cukup besar.

Menurut The New York Times, koran terkemuka Amerika Serikat edisi 20 Mei 1998 yang ditulis wartawannya, Tim Weiner, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton bermain dua muka di Indonesia
. Di satu pihak Clinton terus menyokong pemerintahan Presiden Soeharto. Tapi di pihak lain mereka diam-diam mendukung kelompok oposisi dengan harapan akan terjadi transisi menuju masyarakat demokratis di Indonesia.

Quote:
Melalui badan bantuan resmi pemerintah Amerika Serikat, United State’s Agency for International Development (US-AID), pemerintah Amerika Serikat mencurahkan duit kepada kelompok-kelompok oposisi di Indonesia sejak 1995, yang jumlahnya mencapai 26 juta dollar.
Jumlah itu, menurut The New York Times, bagi pemerintah Amerika Serikat adalah kecil. Tapi ia merupakan jumlah yang penting untuk menghidupkan gerakan penegakan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia. Sebagian dari uang 26 juta dollar itu, misalnya, merupakan sumber utama untuk mendukung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang dipimpin Adnan Buyung Nasution, tokoh utama dalam gerakan menegakkan demokrasi dan hak-hak sipil pada waktu itu.

Atau seperti ditegaskan Sharon Cromer, Deputi Direktur US-AID, Amerika Serikat membantu pembela hak-hak sipil untuk memonitor isu-isu hak asasi manusia (HAM), memobilisasi pendapat umum (opini publik), dan memonitor pelanggaran hukum dan korupsi (KKN). Untuk itu duit 26 juta dollar dibagi-bagikan kepada sekitar 30 LSM Indonesia.

Sampai sekarang, misalnya, isu bantuan US-AID sebesar 26 juta dollar kepada para tokoh LSM di Indonesia lebih banyak dipergunjingkan dengan bisik-bisik. Siapa saja para tokoh LSM atau kelompok oposisi yang menerima dollar itu dan berapa jumlahnya tak pernah jelas.


Dan satu lagi, bantuan itu tak pernah dilaporkan kepada pemerintah. Padahal sesuai undang-undang, mestinya semua bantuan luar negeri kepada pihak swasta di Indonesia harus dilaporkan kepada Kementerian Dalam Negeri. Bila tak dilaporkan, itu merupakan pelanggaran hukum.

Jadi sebetulnya bila hendak diusut dengan serius siapa saja para tokoh kita yang mendapat dollar dari Amerika Serikat untuk menjatuhkan Presiden Soeharto, bukan persoalan yang terlalu sulit. Soalnya sudah terbuka melalui pemberitaan koran The New York Times itu.


Kabarnya kasus ini menjadi masalah dan muncul ke permukaan karena gerakan yang dilakukan Freeport Mc-Moran Copper and Gold of New Orleans, perusahaan tambang emas dan perak milik Amerika Serikat di Papua. Perusahaan ini merasa terus-menerus ‘’dihantam’’ LSM dari Indonesia Walhi. Serangan terutama ditujukan terhadap masalah pencemaran lingkungan yang dilakukan perusahaan modal asing terbesar di Indonesia ini dalam pembuangan limbah tambang.


Sebagai perusahaan pembayar pajak di Amerika Serikat, Freeport merasa Walhi yang juga dapat bantuan dari US-AID (dananya berasal dari pajak rakyat Amerika Serikat) tak layak untuk berusaha menutup PT Freeport. Karena itu mereka meributkannya di Amerika Serikat. ‘’Walhi mau menutup perusahaan kami. Itu rencana mereka yang sangat jelas,’’ kata Garland Rubinette, juru bicara perusahaan itu seperti ditulis The New York Times waktu itu. Dari ribut-ribut itulah kisah bantuan US-AID 26 juta dollar itu merebak keluar dan kemudian menjadi berita The New York Times dan media lainnya.

Sekarang, setelah 13 tahun, sudah cukup jauh jaraknya peristiwa itu dengan kita sehingga mestinya sudah tiba saatnya bagi kita untuk mencoba obyektif terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu itu. Yaitu peristiwa terbunuhnya 4 mahasiswa Trisakti di kampusnya oleh peluru yang ditembakkan sejumlah polisi pada 12 Mei 1998, dan reaksi yang mengikutinya, yaitu gerakan demostrasi massa menuntut mundurnya Presiden Soeharto, yang kemudian berkembang menjadi gerakan huru-hara dan kerusuhan 13 dan 14 Mei 1998.


Apa yang terjadi pada waktu itu semua harus dibuat jelas dan dia akan menjadi fakta sejarah yang akan menjadi pelajaran bagi anak dan cucu kita. Oleh karena itulah betapa pentingnya membuat jelas dana 26 juta dollar yang diambur-amburkan US-AID untuk 30 LSM di negeri ini guna menjatuhkan Presiden Soeharto.

Kita harus memperjelas dari mana sebenarnya datang ide tentang reformasi 1998? Kalau ternyata ide itu berasal dari para aparat US-AID, apalagi dari agen CIA, tentu itu merupakan catatan kelam bagi sejarah kita. Juga perlu diperjelas: siapa saja tokoh 30 LSM yang menerima dollar dari US-AID? Kenapa duit 26 juta dollar ini tak pernah diungkap secara transparan? Apakah karena telah terjadi korupsi?

Riwayat Sungai Molenvliet Jakarta yang Terlupakan




Kondisi kali bersejarah tersebut seperti dibiarkan begitu saja.

Tanggal 22 Juni 2013, Kota Jakarta berusia 486 tahun. Banyak kisah yang diceritakan dalam berdirinya kota ini.

Salah satunya kisah dari kanal buatan bernama Molenvliet yang berada di tengah Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Pada era kejayaannya, sungai ini begitu menjadi pelecut kehidupan modern di Batavia. Dari tepian kali Molenvliet, tercipta kehidupan industri, bisnis, dan bahkan sistem tata kota modern.

Namun, kisah itu semua seakan sirna. Kali yang hanya memiliki lebar sekitar 15 meter dengan panjang 3 kilometer itu seperti menjadi sebuah sejarah yang terlupakan. Terlebih, kali bersejarah tersebut seperti dibiarkan begitu saja. Sampah, air kali yang bau, dan sedimentasi menghiasi salah satu etalase sejarah berdirinya Kota Jakarta.

Sungai Molenvliet dibuat pada 1648 oleh kapiten pertama Tionghoa bernama Poa Beng Gan. Sungai itu dibuat atas inisiasi Gubernur Jenderal kedua Batavia, Jan Pieterszoon Coen.

Tujuan pembuatan kali itu, di antaranya untuk menghanyutkan kayu dari bagian selatan Batavia untuk pembuatan kapal dan bahan bangunan di dalam tembok Kota Batavia. Selain itu, untuk memproduksi gula dalam jumlah besar, meski akhirnya produksi gula merosot akibat faktor alam atau pencurian.

Bahkan, sejarawan Betawi Alwi Shahab mengatakan, setelah Molenvliet berhasil menjadi penggerak bisnis di Batavia kala itu, pembangunan kota bergeser ke arah selatan. Terlebih, kastil Batavia sudah menghasilkan udara yang tidak sehat lagi sehingga banyak pejabat tinggi VOC mendirikan vila-vila mewah dengan taman yang luas di sepanjang tepian Molenvliet.


Hingga kini hanya ada beberapa peninggalan vila bersejarah yang menjadi saksi kejayaan Molenvliet pada eranya, seperti gedung Arsip Nasional milik Gubernur Jenderal VOC Reiner de Klerk dan tuan tanah dari keluarga Khouw dengan rumah Candranaya-nya.

Adolf Heuken, sejarawan Jakarta, mengatakan rumah Reiner de Klerk yang menjadi gubernur jenderal pada 1777-1780, yang dibangun pada 1760 tersebut, menjadi satu-satunya rumah yang masih tersisa dari begitu banyak buitenverblijven atau rumah luar kota yang pernah dibangun di sepanjang Molenvliet.


Hingga abad ke-18, kawasan tersebut merupakan kawasan elite sebelum berganti ke Weltevreden. Bahkan, ahli sejarah Scott Merrillees dalam tulisannya memaparkan, di semenanjung Molenvliet menjadi tempat-tempat peristirahatan (hotel) dan tempat-tempat penting, di antaranya yang saat ini bernama Gang Ketapang, di mana terdapat pabrik gas pertama di Batavia, Harmonie, dan Hotel des Indes.

Dia juga mencatat keberadaan Hotel Ernst di ujung Molenvliet Oost—sekarang Jalan Hayam Wuruk—dan Noordwijk—sekarang Jalan Juanda. Sebelum menjadi hotel, bangunan itu milik PA Van de Parra, yang kemudian menjadi gubernur jenderal (1761-1775). Pada 1890 nama tempat itu berubah menjadi Hotel Wisse hingga bangunan ini dihancurkan pada 1920.

Kanal Bersih

Toko pakaian pria "Bazar" di Jalan Gajah Mada, Marine Hotel di ujung Molenvliet West (kini di samping Gedung Bank Tabungan Negara), dan pusat belanja Eigen Hulp juga mewarnai Molenvliet. Sayangnya, semua kini sudah tak berbekas. Ironisnya, sejarah tersebut seperti tertelan bumi. Nama Molenvliet seperti aneh terdengar di telinga masyarakat. Mengenal kawasan Gajah Mada-Hayam Wuruk lebih banyak dikenal dengan gemerlap hiburan malam di kota metropolitan ini.


Padahal, Kasen (50), warga Glodok, masih ingat betul ketika kakeknya bercerita tentang Sungai Molenvliet. Meski tidak mengetahui pasti sejarahnya, dia bercerita, sampai 1960-an, jalan yang kini bernama Hayam Wuruk-Gajah Mada itu lebih dikenal dengan Molenvliet, katanya. Menurutnya, sebutan itu lantaran di sepanjang Sungai Molenvliet terdapat kincir angin yang meniru sistem pengairan di Belanda.

Sungai yang diapit kedua jalan yang selalu dihiasi dengan kemacetan itu merupakan anak Kali Cliliwung. Molenvliet merupakan kanal yang menyodet kali Ciwilung ke Kali Besar.

Lie Kwan (75), warga Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, juga mengisahkan, di awal 1950-an, sungai ini masih memiliki air yang jernih sehingga oleh warga sekitar dijadikan tempat mandi, buang air besar, dan mencuci pakaian. "Dulu airnya bagus sekali. Kalau sekarang mah bau," ujarnya.


Bahkan, pada perayaan umat Tiong Hoa, Sungai Molenvliet sering dijadikan ajang pesta umat. Hingga 1950-an, Sungai Molenvliet seiring dijadikan berbagai pagelaran, seperti pesta perahu (Peh Cun) yang dihiasi lampion, pernak-pernik Cina, dan hiasan yang digelar malam hari.

"Dulu indah sekali, sepanjang sungai ada kincir angin. Kalau pesta rakyat dihiasi lampion dan pernak-pernik. Perahu melintas di sungai, sementara tanjidor dan tarian cokek mengiringi perjalanan perahunya. Sementara para peserta berjoget-joget ria di sepanjang jalan. Sekarang udah nggak ada lagi kayak gitu," katanya.

Namun sayang, sungai yang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu seperti terabaikan. Bahkan, fungsi sungai pun sudah berubah. Selain kotor, penuh lumpur, sampah, dan bau, fungsinya kini praktis hanya menjadi saluran yang tak terawat dan menimbulkan banjir.

Alhasil, Sungai Molenvliet pun kini sudah kehilangan fungsi awalnya ketika dibangun sebagai kanal pertengahan abad ke-17 untuk memperlancar arus barang dari selatan ke pusat kota, dan sebaliknya.

Alwi Shahab pun dalam tulisannya mengatakan, lantaran sudah kehilangan fungsi, pernah ada yang mengusulkan agar kanal Molenvliet ditutup, guna menampung kendaraan yang kian memacetkan lalu lintas.

Cara membuat Menu Dropdown di Blog

Cara Membuat Menu Dropdown - Melanjutkan penjelasan saya pertama tentang Cara Membuat Menu Dropdown Versi 1, kemudian berikut ada lagi Cara Membuat Menu Dropdown Versi 2. mengapa ada banyak versi yang saya jelaskan, karena template blog sangatlah beragam, sehingga pemasangan menu blog harus di sesuaikan. berikut langkah Cara Membuat Menu Dropdown Versi 2 :


  • Silahkan masuk ke dasbor blog anda.
  • Klik panah kebawah seperti pada gambar yang diberi kotak merah :

  • Kemudian Pilih >> Template
  • Dilanjutkan dengan klik >> Edit HTML >> Proceed / lanjutkan
  • Setelah masuk ke jendela Edit Html kemudian silahkan cari kode ]]></b:skin> dengan cara klik  Ctrl + F pada keyboard Komputer anda kemudian masukkan kode tersebut.
  • Setelah ketemu silahkan pasang kode berikut ini tepat diatas kode 
/* Menu Horizontal Dropdown ----------------------------------------------- */ #menuwrapperpic{background: url(http://2.bp.blogspot.com/-eVufkC686Cw/TwGo8YAlWwI/AAAAAAAAAYM/tWP7l3ENpjY/s1600/menubar.png) repeat-x;width:960px;margin:0 auto;padding:0 auto} #menuwrapper{width:960px;height:35px;margin:0 auto} .menusearch{width:300px;float:right;margin:0 auto;padding:0 auto} .clearit{clear:both;height:0;line-height:0.0;font-size:0} #menubar{width:100%} #menubar,#menubar ul{list-style:none;font-family:Arial, serif;margin:0;padding:0} #menubar a{display:block;text-decoration:none;font-size:12px;font-weight:700;text-transform:uppercase;color:#CECECF;border-right:1px solid #191919;padding:12px 10px 8px} #menubar a.trigger{background-image:url(http://3.bp.blogspot.com/-LzmPTNyR6po/TwETZufjSTI/AAAAAAAAATo/oisHmXUjmSY/s1600/arrow_white.gif);background-repeat:no-repeat;background-position:right center;padding:12px 24px 8px 10px} #menubar li{float:left;position:static;width:auto} #menubar li ul,#menubar ul li{width:170px} #menubar ul li a{text-align:left;color:#fff;font-size:12px;font-weight:400;text-transform:none;font-family:Arial;border:none;padding:5px 10px} #menubar li ul{z-index:100;position:absolute;display:none;background:#222;padding-bottom:5px;-moz-box-shadow:0 2px 2px rgba(0,0,0,0.6);-webkit-box-shadow:0 2px 2px rgba(0,0,0,0.6)} #menubar li:hover a,#menubar a:active,#menubar a:focus,#menubar li.hvr a{background-color:#222;color:#E98C0A} #menubar li:hover ul,#menubar li.hvr ul{display:block} #menubar li:hover ul a,#menubar li.hvr ul a{color:#edfdfd;background-color:transparent;text-decoration:none} #menubar li ul li.hr{border-bottom:1px solid #444;border-top:1px solid #000;display:block;font-size:1px;height:0;line-height:0;margin:4px 0} #menubar ul a:hover{background-color:#555!important;color:#fff!important;text-decoration:none}

  • Kemudian silahkan sobat cari kode berikut : 
<header>  : untuk menempatkan menu di atas nama blog
</header> : untuk menempatkan menu di bawah nama blog
  • Pasang kode berikut tepat di atas kode <header> jika sobat blogger ingin memasang menu diatas header, atau di bawah kode </header> Jika sobat blogger ingin memasang dibawah header.

<div id='menuwrapperpic'>
<div id='menuwrapper'>
<ul id='menubar'>
<li><a href='/'><img border='0' src='http://1.bp.blogspot.com/-Yx-NuFKviSQ/TwETaPMdmfI/AAAAAAAAATs/fLZvwofZ8N0/s1600/home_white.png' style='padding:0px;'/> Home</a></li>
<li><a href='http://www.blogger.com/profile/06961337061354681028' target='new'>Tentang Admin</a></li>
<li><a class='trigger'>Contact Us</a>
<ul>
<li><a href='https://plus.google.com/u/0/106997202037581570725' target='new'>Goggle +</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='http://twitter.com/Twitter Anda' target='new'>Contact on Twitter</a></li>
<li><a href='http://www.facebook.com/Facebook anda' target='new'> Facebook</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='URL BLOG' target='new'>
Nama Menu</a></li>
<li><a class='trigger'>
Nama Menu</a>
<ul>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
</ul>
</li>
<li><a class='trigger'>
Nama Menu</a>
<ul>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
<li class='hr'/>
<li><a href='
URL BLOG'>Nama Sub Menu</a></li>
</ul>
</li>
</ul> <div class='menusearch'>
<div style='float:right;padding:8px 8px 0 0;'>
<form action='
URL BLOG/search' method='get' target=''>
<input name='sitesearch' style='display:none;' value='
URL BLOG'/>
<input id='search-box' name='q' onblur='if(this.value==&apos;&apos;)this.value=this.defaultValue;' onfocus='if(this.value==this.defaultValue)this.value=&apos;&apos;;' style='width:170px;border:none;padding:4px 10px; font:italic 12px Georgia;color:#666; background:url(http://1.bp.blogspot.com/-kmhya2YU7jE/Tv9JVye66xI/AAAAAAAAAP8/S0ZeuQ910Ow/s1600/field-bg.gif) no-repeat;' type='text' value='Cari disini ya sob...'/><input align='top' id='search-btn' src='http://4.bp.blogspot.com/-b9FTjjXAbp4/TwEo-YIwe-I/AAAAAAAAAU4/Du-VmpE9hPE/s1600/bg_search.gif' type='image' value='Search'/>
</form></div></div><br class='clearit'/></div><div style='clear:both;'/></div>

SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BADUY

Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan Isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tidak untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam.

Etimologi

Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993).

Wilayah

Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C.
Tiga desa utama orang Kanekes Dalam adalah Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.

Bahasa

Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes Dalam tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat-istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Orang Kanekes tidak mengenal sekolah, karena pendidikan formal berlawanan dengan adat-istiadat mereka. Mereka menolak usulan pemerintah untuk membangun fasilitas sekolah di desa-desa mereka. Bahkan hingga hari ini, walaupun sejak era Suharto pemerintah telah berusaha memaksa mereka untuk mengubah cara hidup mereka dan membangun fasilitas sekolah modern di wilayah mereka, orang Kanekes masih menolak usaha pemerintah tersebut. Akibatnya, mayoritas orang Kanekes tidak dapat membaca atau menulis.

Kelompok masyarakat

Orang Kanekes masih memiliki hubungan sejarah dengan orang Sunda. Penampilan fisik dan bahasa mereka mirip dengan orang-orang Sunda pada umumnya. Satu-satunya perbedaan adalah kepercayaan dan cara hidup mereka. Orang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional, sedangkan orang Sunda lebih terbuka kepada pengaruh asing dan mayoritas memeluk Islam.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.
Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
  • Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
  • Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
  • Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
  • Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
  • Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
  • Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
  • Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam
  • Menikah dengan anggota Kanekes Luar
Ciri-ciri masyarakat orang Kanekes Luar
  • Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun penggunaannya tetap merupakan larangan untuk setiap warga Kanekes, termasuk warga Kanekes Luar. Mereka menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan pengawas dari Kanekes Dalam.
  • Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
  • Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
  • Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca & plastik.
  • Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.
Apabila Kanekes Dalam dan Kanekes Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka "Kanekes Dangka" tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar (Permana, 2001).

Asal-usul


Delegasi Kanekes sekitar tahun 1920
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Kanekes sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.
Van Tricht, seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1928, menyangkal teori tersebut. Menurut dia, orang Kanekes adalah penduduk asli daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar (Garna, 1993b: 146). Orang Kanekes sendiri pun menolak jika dikatakan bahwa mereka berasal dari orang-orang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Menurut Danasasmita dan Djatisunda (1986: 4-5) orang Baduy merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitan=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiksa.

Kepercayaan

Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu, . Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun", atau perubahan sesedikit mungkin:
Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.
(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)
Tabu tersebut dalam kehidupan sehari-hari diinterpretasikan secara harafiah. Di bidang pertanian, bentuk pikukuh tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan bagi ladang, sehingga cara berladangnya sangat sederhana, tidak mengolah lahan dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam dengan tugal, yaitu sepotong bambu yang diruncingkan. Pada pembangunan rumah juga kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya, sehingga tiang penyangga rumah Kanekes seringkali tidak sama panjang. Perkataan dan tindakan mereka pun jujur, polos, tanpa basa-basi, bahkan dalam berdagang mereka tidak melakukan tawar-menawar.
Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. Hanya Pu'un atau ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan. Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).
Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.

Pemerintahan

Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan negara Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan. Secara nasional, penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu "Pu'un".

Struktur pemerintahan Kanekes
Pemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah "Pu'un" yang ada di tiga kampung tangtu. Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan Pu'un tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut.

Mata pencaharian

Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.

Interaksi dengan masyarakat luar

Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat-istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat), melalui bupati Kabupaten Lebak. Di bidang pertanian, penduduk Kanekes Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar, misalnya dalam sewa-menyewa tanah, dan tenaga buruh.
Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter, sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa. Orang Kanekes menjual hasil buah-buahan, madu, dan gula kawung/aren melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Kanekes Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.
Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Kanekes juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Kanekes sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Cara Mudah Instal Windows Memakai Flashdisk


Lama sudah saya tidak pernah membuat artikel diblog saya ini...dan sekarang saya mau sedikit sharing  lagi kepada sobat sobatku diseluruh dunia...sok tahu...yach...Memang zaman semakin edan aja ya...kita dibuat semakin mudah saja dalam membuat sesuatu, tinggal bagaimana kita mau mencari informasinya dan juga mau mempelajarinya..benar gak...sobat sobat...?sok jadi Pak Guru aja saya yech..hehehehehe...begini nih ceritanya:

Berawal dari pengalaman pribadi yang sempat membuat saya jd stress.ketika itu saya membeli sebuah Notebook yang mana notebook tersebut tidak memiliki CD/DVD drive,kebetulan disaat membeli pnotebook tersebut program windowsnya sudah diinstal melalui si toko penjualnya mumpung gratisss.Dua bulan setelah saya pakai... program windows di notebook saya terinfeksi serangan fajar alias "VIRUSSSSS" hehehehehhe.... saya bingung "gimana caranya ya...instal windows..sementara notebook saya tidak ada CD/DVD drivenya.."saya ingat ..kebetulan teman saya punya  CD/DVD drive Eksternal,saya coba hubungi beliau..eh ternyata  CD/DVD drive eksternal miliknya sudah rusak...waduh...! gimana ya...iseng-iseng saya coba tanya ditoko berapa sih harga CD/DVD ekternal...dan ternyata LUAR BIASA... MAHAL... untuk ukuran kantong saya..he..he..he...harganya pada saat itu sekitar 600 ribuan. Yang sebelumnya saya sudah STRESS dibikin notebook saya itu...begitu mendengar lagi harga CD/DVD eksternal..dari sipenjual toko STRESS saya bertambah lagi menjadi STRESSS kuadrat....he..he...he...tidak berapa lama kemudian datang  seorang teman dan saya bercerita tentang masalah ini  dan teman saya itu berkata " dulu ada seorang temanku pernah menginstal windows melalui flashdisk...cuma saya juga tidak tau caranya ..gimana..."  begitu mendengar cerita dari teman saya tersebut,pada saat itu juga saya coba cari tahu informasinya melalui kepala suku alias  ( Mbah GOOGLE ).eh...ternyata berhasil juga...aku mendapatkan informasinya ( senang sekali hatiku...hehehehehe....) dan ternyata gila......banyak sekali softwere untuk menginstal windows melalui Flashdisk diantaranya yang  pernah saya pakai yaitu USB_PREP8 / PEtoUSB,dan WinToFlash.Namun diantara keduanya yang paling mudah untuk mengoperasikannya adalah WinToFlash. Sekian dulu ceritanya..... ( ko saya malah jadi bercerita ya......) ya...sudah kalo mau lebih jelasnya lagi ...baca artikel saya yang ini ya..."  CARA MUDAH INSTAL WINDOWS MEMAKAI FLASHDISK BABAK KEDUA alias Bab 2    ( kaya pertarungan tinju aja..ya...heehehehhe....)  disana gua kasih tutorialnya dah pokoknya beres....euy....nih gambar tampilan softwerenya.



Semoga informasi ini bermanfaat.


&lt;p&gt;Your browser does not support iframes.&lt;/p&gt;

Cara Membuat Effect Kembang Api di Blog

Sebagai postingan perdana di bulan ini, kali ini saya ingin berbagi trik bagaimana cara membuat efek kembang api di blog. Semeriah pesta tahun baru dengan kembang api, blog andapun juga akan lebih rame pengunjung hiasan dan meriah. Langsung saja tanpa basa-basi lagi, ikuti langkah berikut :

Pertama login ke Blogger

Kedua Pilih Tata Letak kemudian klik Tambah Gadget

Ketiga Pilih HTML/JavaScript dan masukkan kode dibawah :
<div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 2px;"><br /><embed pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" width="160" height="600" title="grab this widget @ widgetindex.blogspot" src="http://5433001315082274311-a-1802744773732722657-s-sites.googlegroups.com/site/widgetindex/fireworks.swf" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" quality="high"></embed></div>
Terakhir Simpan

Jika anda ingin kembang api muncul di sebelah kanan tinggal merubah left menjadi right